Job fair bukan sekadar kumpulan booth perusahaan dengan antrean panjang dan brosur warna-warni. Buat para pencari kerja, acara ini bisa jadi titik balik penting dalam perjalanan karier.
Bayangkan, dalam satu ruangan kamu bisa bertemu langsung dengan puluhan HRD, recruiter, bahkan manajer perusahaan besar.
Sayangnya, masih banyak yang datang tanpa persiapan matang. Alhasil, pulang cuma bawa tote bag gratisan tanpa peluang nyata.
Nah, biar kamu nggak jadi salah satunya, berikut 7 langkah cerdas persiapan sebelum hadir di job fair!
1. Lakukan Riset Perusahaan Target
Datang ke job fair tanpa riset itu ibarat masuk supermarket tanpa daftar belanja – ujung-ujungnya bingung dan nggak fokus.
Padahal, job fair biasanya diikuti puluhan perusahaan dengan background berbeda-beda.
Cara cerdas melakukan riset:
- Cari tahu daftar perusahaan yang hadir lewat website resmi atau akun media sosial penyelenggara.
- Pilih 5–10 perusahaan incaran yang sesuai dengan minat atau jurusanmu.
- Pelajari profil mereka: visi-misi, budaya kerja, hingga posisi yang sedang dibuka.
- Sesuaikan CV, portofolio, dan cara perkenalan dengan kebutuhan tiap perusahaan.
Dengan riset ini, kamu bisa ngobrol lebih percaya diri dengan recruiter. Mereka akan lebih terkesan kalau kamu sudah tahu apa yang kamu cari, bukan sekadar datang dan tanya, “Lagi buka lowongan apa, ya?”
2. Persiapkan CV dan Portofolio Terbaik

Job fair itu soal first impression, dan CV adalah wajah pertamamu. Jangan sampai CV terlihat asal jadi atau malah terlalu panjang.
Checklist sebelum bawa CV:
- Gunakan format singkat, padat, profesional (maksimal 2 halaman).
- Tonjolkan skill, pengalaman, atau proyek relevan.
- Cetak CV secukupnya dan simpan rapi dalam map.
- Siapkan versi digital (flashdisk, Google Drive, atau QR code).
Buat kamu yang melamar di bidang kreatif, bawa portofolio cetak atau tautan online (Behance, GitHub, LinkedIn, dsb.). Portofolio ini bisa jadi nilai plus yang bikin recruiter makin percaya dengan kemampuanmu.
3. Buat Elevator Pitch yang Singkat dan Menarik
Recruiter biasanya hanya punya waktu beberapa menit bahkan detik untuk menilai kandidat. Nah, di sinilah elevator pitch berperan penting.
Elevator pitch adalah perkenalan diri singkat (30–60 detik) yang langsung menunjukkan siapa kamu, apa keahlianmu, dan kenapa kamu layak dipertimbangkan.
Contoh elevator pitch:
“Perkenalkan, saya Rani. Fresh graduate Akuntansi dengan pengalaman magang di perusahaan multinasional. Saya tertarik mengembangkan karier di bidang keuangan dan analisis data. Saya juga terbiasa menggunakan Excel dan software akuntansi untuk menyusun laporan.”
Lebih berkesan kan daripada sekadar bilang, “Saya fresh graduate, cari kerja.”
4. Berpakaian Profesional dan Nyaman
Ingat pepatah: “You never get a second chance to make a first impression.”
Sebelum recruiter membaca CV-mu, mereka sudah menilai penampilanmu terlebih dulu.
Tips outfit untuk job fair:
- Pilih warna netral seperti putih, biru navy, abu-abu, atau hitam.
- Hindari outfit terlalu santai (kaos oblong, jeans belel, atau sandal jepit).
- Gunakan sepatu rapi tapi nyaman – karena kamu akan banyak berdiri dan jalan.
Kalau industri yang kamu incar lebih kasual (seperti startup kreatif), kamu tetap bisa berpakaian semi-formal, rapi, tapi santai. Yang penting tetap menunjukkan sikap profesional.
5. Maksimalkan Networking
Job fair bukan cuma soal serahkan CV lalu pulang. Ini juga momen emas untuk membangun jaringan. Jangan ragu ngobrol dengan HRD, alumni, atau bahkan peserta lain – siapa tahu mereka bisa jadi koneksi berharga di masa depan.
Tips networking saat job fair:
- Siapkan nama + latar belakang singkat saat perkenalan.
- Sopan saat minta kontak, misalnya kartu nama atau LinkedIn.
- Catat poin penting dari obrolan singkat agar mudah follow up.
Kadang peluang besar justru datang bukan dari booth perusahaan besar, tapi dari obrolan singkat dengan orang yang tepat. Jadi, buka diri dan jangan malu untuk networking.
6. Gunakan Waktu Tanya Jawab dengan Cerdas

Banyak peserta job fair hanya ambil brosur, senyum, lalu pergi. Padahal, momen tanya jawab dengan HRD adalah kesempatan emas untuk menunjukkan antusiasme.
Pertanyaan cerdas yang bisa kamu ajukan:
- “Budaya kerja di perusahaan ini seperti apa, ya?”
- “Kualifikasi utama apa yang dicari untuk posisi X?”
- “Biasanya bagaimana proses rekrutmen setelah job fair?”
Pertanyaan yang spesifik dan relevan akan meninggalkan kesan kamu serius dan benar-benar tertarik dengan perusahaan, bukan sekadar coba-coba.
7. Jangan Lupa Follow Up
Banyak orang menganggap job fair selesai begitu acara berakhir. Padahal, follow up adalah kunci agar kamu diingat.
Cara follow up yang tepat:
- Kirim email dalam 24–48 jam setelah acara.
- Ucapkan terima kasih karena sudah diberi kesempatan ngobrol.
- Tegaskan kembali minatmu terhadap posisi yang dibicarakan.
- Jika ada, sertakan ulang CV atau portofolio digital.
Langkah sederhana ini menunjukkan kamu profesional, serius, dan sungguh-sungguh ingin bergabung.
Job fair bisa jadi batu loncatan besar kalau kamu datang dengan strategi yang tepat. Dengan riset matang, CV terbaik, elevator pitch singkat, hingga follow up profesional, peluangmu untuk dilirik recruiter jadi jauh lebih besar.
Jangan biarkan job fair cuma jadi ajang koleksi brosur dan goodie bag. Datanglah dengan tujuan jelas, dan pulang dengan peluang nyata untuk karier impianmu.






