Kolesterol tinggi adalah masalah kesehatan yang umum dan sering kali dianggap sebagai akibat langsung dari gaya hidup tidak sehat.
Tidak sedikit orang yang tetap memiliki kolesterol tinggi meskipun sudah menjalani diet seimbang dan rutin berolahraga.
Di sisi lain, ada pula orang yang gemar makan gorengan dan jarang beraktivitas fisik, tetapi kadar kolesterolnya tetap normal. Lalu, apakah kolesterol lebih dipengaruhi oleh genetik atau gaya hidup?
Berikut ini ulasan lengkap mengenai peran genetik dan gaya hidup dalam memengaruhi kadar kolesterol, serta cara mengelola risiko kolesterol tinggi secara efektif meskipun memiliki riwayat keluarga.
Mengenal Kolesterol dan Dampaknya pada Kesehatan
Kolesterol adalah zat lemak yang diproduksi oleh hati dan juga didapatkan dari makanan. Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membangun sel, hormon, dan vitamin D.
Namun, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Jenis kolesterol dalam darah:
- LDL (Low-Density Lipoprotein): Kolesterol “jahat” yang bisa menumpuk di dinding pembuluh darah.
- HDL (High-Density Lipoprotein): Kolesterol “baik” yang membantu mengangkut kolesterol jahat ke hati untuk dibuang.
- Trigliserida: Lemak darah yang juga berperan dalam risiko penyakit jantung.
Faktor Genetik: Hiperkolesterolemia Familial (FH)
Hiperkolesterolemia familial (FH) adalah kelainan genetik yang menyebabkan kadar kolesterol LDL sangat tinggi sejak usia muda.
FH terjadi karena mutasi gen yang mengatur reseptor LDL di hati, sehingga kolesterol tidak bisa dibuang secara efisien dari darah.
Ciri-ciri Kolesterol Tinggi karena Genetik:
- Kadar LDL tetap tinggi (>190 mg/dL) meski sudah diet sehat
- Riwayat serangan jantung atau stroke pada usia muda dalam keluarga
- Timbunan lemak di kelopak mata atau siku (xanthelasma/xanthoma)
- Flek kekuningan di tendon atau kulit
Risiko:
- Peningkatan risiko penyakit jantung 10 kali lipat dibanding orang normal
- Bisa menyerang sejak anak-anak atau remaja
Meski langka (1 dari 250 orang), FH adalah penyebab genetik paling umum dari kolesterol tinggi yang sulit dikontrol.
Faktor Gaya Hidup: Pengaruh Terbesar pada Kolesterol Mayoritas Orang
Bagi sebagian besar orang tanpa FH, gaya hidup adalah penyebab utama kolesterol tinggi.
Kebiasaan makan, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan manajemen stres sangat menentukan keseimbangan kolesterol dalam tubuh.
Faktor Gaya Hidup yang Menyebabkan Kolesterol Tinggi:
- Pola makan tinggi lemak jenuh dan trans: Gorengan, makanan cepat saji, mentega, daging merah berlemak
- Kurang olahraga: Aktivitas fisik rendah menurunkan HDL dan meningkatkan LDL serta trigliserida
- Berat badan berlebih atau obesitas: Lemak tubuh, terutama di perut, memengaruhi metabolisme lemak
- Merokok: Menurunkan HDL dan merusak dinding pembuluh darah
- Stres kronis dan kurang tidur: Meningkatkan produksi hormon stres (kortisol) yang dapat memengaruhi metabolisme lemak
Genetik vs Gaya Hidup: Siapa yang Lebih Dominan?
Untuk kebanyakan orang, gaya hidup memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibanding faktor genetik.
Bahkan bagi mereka yang memiliki predisposisi genetik, pola hidup sehat dapat menurunkan risiko komplikasi secara signifikan.
Aspek | Faktor Genetik | Gaya Hidup |
---|---|---|
Terjadi sejak lahir | Ya | Tidak |
Bisa dimodifikasi | Tidak | Ya |
Efek terhadap LDL | Tinggi (bisa >190 mg/dL) | Sedang hingga tinggi |
Respons terhadap diet | Terbatas (butuh obat) | Sangat responsif |
Pencegahan penyakit jantung | Perlu kombinasi obat dan gaya hidup | Bisa diturunkan signifikan |
Populasi yang terdampak | ±1 dari 250 orang | Mayoritas (>90%) penderita kolesterol tinggi |
Langkah Cerdas Mengelola Kolesterol, Apa pun Penyebabnya
Baik karena genetik maupun gaya hidup, kolesterol tinggi dapat dikendalikan dengan langkah-langkah berikut:
1. Pola Makan Seimbang
- Tinggi serat: sayur, buah, oats
- Lemak sehat: alpukat, kacang, minyak zaitun, ikan berlemak
- Kurangi: makanan berlemak jenuh, olahan, dan manis
2. Olahraga Rutin
- Setidaknya 150 menit per minggu aktivitas sedang
- Kombinasikan kardio (jalan, bersepeda) dan latihan kekuatan (bodyweight training)
3. Berhenti Merokok dan Kurangi Alkohol
- Mengembalikan fungsi pembuluh darah dan meningkatkan kadar HDL
4. Cek Kesehatan Secara Berkala
- Lakukan tes kolesterol setidaknya 1 tahun sekali
- Pantau tekanan darah dan gula darah sebagai indikator kesehatan metabolik
5. Konsultasi ke Dokter
- Bila Anda memiliki riwayat keluarga, diskusikan dengan dokter untuk kemungkinan terapi statin atau pemeriksaan genetik
Memiliki faktor genetik bukan akhir dari segalanya, dan kadar kolesterol yang sehat tetap bisa dicapai melalui pola hidup sehat, olahraga, dan pemantauan medis rutin.
Sebaliknya, gaya hidup yang buruk tetap bisa membuat kolesterol tinggi meski tidak memiliki riwayat keluarga.
Kuncinya adalah mengetahui risikonya dan mengambil tindakan proaktif. Mulailah dengan perbaikan pola makan, aktif bergerak, dan jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Kesehatan jantung Anda bukan semata takdir – tapi hasil pilihan harian Anda.