Dulu, hipertensi atau tekanan darah tinggi identik dengan penyakit orang tua. Namun kini, semakin banyak generasi milenial dan Gen Z yang mengalami hipertensi di usia muda, bahkan sebelum menginjak usia 30 tahun.
Fenomena ini tentu mengkhawatirkan, mengingat hipertensi adalah pintu masuk berbagai penyakit kronis seperti stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung.
Pertanyaannya: mengapa generasi muda sekarang lebih rentan terhadap hipertensi?
Berikut ini ulasan tentang penyebabnya, terutama yang berkaitan dengan gaya hidup modern, serta langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan yang bisa dilakukan sejak dini.
Apa Itu Hipertensi dan Mengapa Berbahaya?
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah berada di atas normal secara konsisten. Angka tekanan darah normal adalah di bawah 120/80 mmHg.
Bila tekanan darah mencapai 130/80 mmHg atau lebih, maka seseorang dikategorikan memiliki tekanan darah tinggi.
Mengapa hipertensi berbahaya?
Karena tekanan berlebih pada dinding pembuluh darah dalam waktu lama akan merusak organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan mata.
Yang lebih mengerikan, hipertensi disebut “silent killer” karena sering kali tidak menunjukkan gejala hingga terjadi komplikasi serius.
Mengapa Milenial dan Gen Z Semakin Rentan terhadap Hipertensi?
1. Pola Makan Instan dan Tinggi Garam
Makanan cepat saji, mi instan, makanan olahan, dan camilan kemasan tinggi natrium kini menjadi bagian dari keseharian generasi muda. Konsumsi natrium berlebihan:
- Meningkatkan volume darah
- Membebani jantung
- Memicu lonjakan tekanan darah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan konsumsi garam maksimal 5 gram per hari, tapi rata-rata orang muda mengonsumsi lebih dari itu, bahkan dua kali lipat.
2. Gaya Hidup Sedentari (Kurang Gerak)
Dengan dominasi teknologi dan pekerjaan berbasis layar, generasi muda cenderung:
- Duduk berjam-jam di depan komputer
- Jarang berolahraga
- Lebih suka hiburan pasif (scrolling, binge watching)
Padahal, aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga elastisitas pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah secara alami.
3. Stres Kronis karena Tekanan Sosial dan Pekerjaan
Stres bukan hanya masalah emosional. Dalam jangka panjang, stres kronis:
- Meningkatkan kadar hormon kortisol
- Menyempitkan pembuluh darah
- Meningkatkan denyut jantung
Beban kerja tinggi, tekanan ekonomi, hingga ekspektasi sosial di media digital menjadi pemicu stres berlebihan yang berdampak pada tekanan darah.
4. Kebiasaan Minum Manis, Kopi Berlebihan, dan Konsumsi Alkohol
- Minuman manis meningkatkan risiko resistensi insulin dan obesitas
- Kafein dalam dosis besar bisa memicu lonjakan tekanan darah sementara
- Alkohol merusak dinding pembuluh darah dan mengganggu sistem regulasi tekanan darah
Kombinasi ketiganya menjadi pemicu utama hipertensi pada anak muda yang tidak terkontrol gaya hidupnya.
5. Kurang Tidur dan Pola Tidur Berantakan
Banyak milenial dan Gen Z memiliki kebiasaan begadang, baik untuk pekerjaan, hiburan, maupun karena insomnia akibat stres. Tidur <6 jam per malam terbukti:
- Meningkatkan risiko hipertensi
- Mengganggu ritme sirkadian tubuh
- Mempengaruhi keseimbangan hormon tekanan darah
Dampak Hipertensi di Usia Muda
Tidak hanya meningkatkan risiko penyakit kronis di masa depan, hipertensi pada usia muda juga berdampak langsung, seperti:
- Kelelahan kronis
- Sulit konsentrasi
- Penurunan produktivitas
- Risiko stroke dini
- Kerusakan ginjal progresif
Fakta mengejutkan: orang dengan hipertensi sebelum usia 40 tahun memiliki risiko dua kali lipat mengalami serangan jantung atau stroke dibanding yang tekanan darahnya normal.
Tanda-Tanda Awal Hipertensi yang Sering Diabaikan
Sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari kondisi mereka hingga komplikasi muncul. Namun beberapa gejala yang bisa menjadi sinyal awal antara lain:
- Sakit kepala di pagi hari
- Pusing atau mudah lelah
- Detak jantung tidak teratur
- Nyeri dada ringan
- Penglihatan kabur
Jika Anda mengalami gejala ini dan memiliki gaya hidup berisiko, segera periksakan tekanan darah.
Cara Mencegah dan Mengelola Hipertensi Sejak Muda
1. Periksa Tekanan Darah Secara Berkala
Mulai dari usia 18 tahun, sebaiknya rutin memeriksa tekanan darah setidaknya setahun sekali, atau lebih sering jika memiliki riwayat keluarga.
2. Batasi Konsumsi Garam dan Makanan Olahan
- Pilih makanan segar dan masakan rumah
- Hindari makanan instan dan junk food
- Baca label nutrisi produk kemasan
3. Aktif Bergerak Setiap Hari
- Olahraga 30 menit, 5 hari seminggu (jalan cepat, bersepeda, berenang)
- Gunakan tangga, bukan lift
- Berdiri atau stretching setiap 1 jam sekali saat duduk lama
4. Kelola Stres dengan Teknik Relaksasi
- Meditasi, yoga, journaling
- Tidur cukup (7–9 jam per malam)
- Kurangi screen time terutama sebelum tidur
5. Kurangi Kafein, Alkohol, dan Rokok
Batasi konsumsi kopi maksimal 2 cangkir per hari, hindari rokok, dan batasi minuman beralkohol.
Hipertensi tidak lagi penyakit orang tua. Generasi muda kini menghadapi risiko lebih tinggi karena gaya hidup modern yang tidak sehat.
Konsumsi makanan cepat saji, kebiasaan duduk lama, stres kerja, dan kurang tidur menjadi faktor utama yang mendorong lonjakan kasus hipertensi di usia 20–30-an.
Kabar baiknya, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan. Dengan perubahan gaya hidup yang konsisten dan kesadaran sejak dini, generasi milenial dan Gen Z bisa tetap produktif tanpa harus hidup bergantung pada obat tekanan darah seumur hidup.