Kehamilan adalah masa penting yang membutuhkan perhatian ekstra terhadap asupan nutrisi dan kondisi kesehatan. Salah satu masalah yang umum terjadi namun sering diabaikan adalah anemia pada ibu hamil.
Kondisi ini bukan hanya membuat ibu merasa lemas dan mudah lelah, tetapi juga berdampak serius pada perkembangan janin dan kesehatan ibu selama kehamilan.
Berikut ini ulasan tentang risiko anemia pada kehamilan, cara pencegahannya, serta suplemen dan makanan yang direkomendasikan, agar ibu hamil tetap sehat dan bayi berkembang dengan optimal.
Apa Itu Anemia pada Ibu Hamil?
Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin (Hb) rendah, sehingga pasokan oksigen ke seluruh tubuh berkurang.
Pada ibu hamil, anemia umumnya terjadi karena peningkatan volume darah selama kehamilan yang tidak diimbangi dengan produksi sel darah merah yang cukup.
Kriteria anemia pada ibu hamil (menurut WHO):
- Trimester pertama dan ketiga: Hb < 11 g/dL
- Trimester kedua: Hb < 10,5 g/dL
Jenis anemia paling umum pada kehamilan adalah:
- Anemia defisiensi zat besi (sekitar 90%)
- Anemia defisiensi folat
- Anemia defisiensi vitamin B12
Risiko Anemia bagi Ibu dan Janin
Jika tidak ditangani dengan baik, anemia pada ibu hamil bisa berdampak serius:
Risiko untuk Ibu:
- Mudah lelah, pusing, dan sesak napas
- Penurunan daya tahan tubuh → rentan infeksi
- Risiko perdarahan pasca persalinan lebih tinggi
- Gangguan penyembuhan luka
Risiko untuk Janin:
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah (BBLR)
- Gangguan perkembangan otak dan kognitif
- Risiko bayi lahir dengan anemia
- Meningkatkan risiko kematian perinatal
Gejala Anemia yang Perlu Diwaspadai
Anemia sering tidak disadari karena gejalanya mirip kelelahan biasa. Namun, waspadai jika Anda mengalami:
- Wajah pucat
- Mudah lelah dan lemas
- Jantung berdebar atau napas cepat
- Sakit kepala
- Tangan dan kaki dingin
- Sulit konsentrasi
Cara Mencegah Anemia pada Ibu Hamil
1. Pemeriksaan rutin kadar hemoglobin
- Pemeriksaan Hb penting dilakukan sejak awal kehamilan dan dievaluasi berkala.
2. Mengonsumsi suplemen zat besi
- Disarankan oleh WHO untuk semua ibu hamil, bahkan sebelum terdiagnosis anemia.
- Dosis umum: 30–60 mg zat besi elemental + 400 mcg asam folat per hari.
3. Pola makan tinggi zat besi dan nutrisi pendukung
- Konsumsi makanan kaya zat besi (heme dan non-heme)
- Sertakan vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi
- Hindari konsumsi teh/kopi bersamaan dengan makanan kaya zat besi karena bisa menghambat penyerapannya
Makanan yang Direkomendasikan untuk Ibu Hamil dengan Anemia
Sumber Zat Besi Heme (penyerapan tinggi)
- Daging merah (sapi, kambing)
- Hati ayam atau sapi
- Ikan laut (sarden, salmon, tuna)
Sumber Zat Besi Non-Heme (perlu vitamin C)
- Bayam, kangkung, daun katuk
- Kacang-kacangan (kacang merah, kacang kedelai)
- Tahu, tempe
- Sereal dan gandum fortifikasi
Sumber Asam Folat
- Alpukat, jeruk, stroberi
- Brokoli, asparagus
- Kacang polong
Sumber Vitamin B12
- Telur
- Produk susu
- Daging ayam
Sumber Vitamin C (untuk bantu penyerapan zat besi)
- Jeruk, kiwi, pepaya
- Tomat, cabai merah, jambu biji
Suplemen Anemia: Perlukah?
Ibu hamil kerap sulit mencukupi kebutuhan zat besi hanya dari makanan. Oleh karena itu, dokter biasanya akan meresepkan suplemen zat besi dan asam folat.
Beberapa suplemen yang umum direkomendasikan:
- Ferrous sulfate / fumarate: Sumber zat besi terbaik
- Asam folat: Cegah cacat tabung saraf dan bantu pembentukan sel darah
- Vitamin B12: Tambahan jika ditemukan kekurangan
Tips konsumsi: Minum suplemen setelah makan, sebaiknya dengan air putih atau jus jeruk untuk penyerapan maksimal.
Tips Tambahan untuk Ibu Hamil dengan Anemia
- Istirahat cukup agar tubuh bisa meregenerasi sel darah merah
- Hindari stres berlebihan, karena bisa memperburuk kondisi
- Rutin kontrol ke dokter kandungan, terutama jika sudah terdiagnosis anemia
- Jangan mengganti atau menghentikan suplemen tanpa saran medis
- Perhatikan berat badan dan tekanan darah sebagai indikator kesehatan kehamilan secara umum
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi serius yang perlu ditangani sejak dini. Selain berdampak pada kesehatan ibu, anemia juga bisa mengganggu perkembangan janin.
Kunci utama pencegahan dan penanganannya adalah deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan rutin, asupan makanan bergizi, dan konsumsi suplemen yang tepat.
Dengan pemantauan yang baik dan gaya hidup sehat, ibu hamil dapat menjalani kehamilan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat.