Mengenal Lebih Jauh Tentang Sanggul Yogyakarta

Citra P

Mengenal Lebih Jauh Tentang Sanggul Yogyakarta

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan hair do ala Indonesia yaitu sanggul. Sanggul adalah tatanan gaya rambut khas perempuan di beberapa suku di Indonesia. Meskipun terkesan kuno namun kini banyak perempuan muda yang menggunakan gaya ini sebagai tambahan gaya fashion sehari -hari.

Masing-masing suku memiliki ciri khas dan gaya bersanggul yang berbeda-beda. Suku Jawa saja, antara satu tempat dan tempat lain terdapat perbedaan. Tentu dengan keunikan masing-masing . Berikut beberapa ciri khas sanggul gaya Yogyakarta.

Promo Lazada Terbaru

Sanggul Tekuk Menggunakan Lungseng

Sebenarnya sanggul gaya Yogyakarta ada berbagai macam pula, ada sanggul bokor dan ada pula sanggul tekuk. Sanggul yang paling sering digunakan adalah sanggul tekuk. Sanggul bokor lebih sering digunakan pada momen-momen tertentu seperti riasan pernikahan atau pelengkap busana tari.

Sanggul gaya Yogyakarta dapat dilihat dari model awal sebelum digunakan. Pasa sanggul tekuk Yogyakarta, memiliki bentuk lebih kecil di bagian atas dan melebar di bagian bawah. Dahulu kala sanggul model ini dilakukan dengan menggunakan rambut asli sehingga tidak heran jika rambut perempuan Jawa masa lampau panjang-panjang. Kini sanggul tekuk semacam itu, dapat ditemukan di pasar Bringhardjo (pasar paling terkenal di Yogyakarta). Bahan yang digunakan sudah bukan rambut asli lagi melainkan rambut sintetis.

Pada sanggul gaya Yogyakarta juga ditemukan lungseng. Lungseng adalah rambut bagian tengah atas dahi yang diambil atau disisihkan selebar 2 jari untuk penguat sanggul. Lungseng belum tentu digunakan pada sanggul-sanggul Jawa lainnya.

Makna Sanggul

Pada masa lalu, sanggul tekuk hanya digunakan oleh putri-putri raja di lingkungan keraton. Akan tetapi pada masa sekarang, siapa pun boleh menggunakan sanggul tekuk. Biasanya, perempuan menggunakan sanggul tekuk dilengkapi dengan bunga mawar berwarna merah. Selain itu, dilengkapi pula dengan tusuk gunungan yang menandakan bahwa ia telah lepas dari dunia anak-anak menuju dunia dewasa. Hal ini juga menandakan seorang gadis yang harum semerbak bagaikan bunga. Akan tetapi hiasan semacam ini hanya digunakan pada momen-momen tertentu saja. Apabila sehari-hari, sanggul tekuk digunakan polos tanpa hiasan.

Pada masa lalu bunga yang digunakan merupakan bunga asli yang diambil dari taman namun kini banyak pula ditemukan bunga sintetis untuk hiasan sanggul. Penggunaan bunga sintetis memang lebih praktis karena awet, lebih tahan lama, dan tidak mudah rontok.

Sanggul juga banyak dikatakan dengan sebutan gelung. Menurut Suwardi Endraswara, gelung berasal dari kata ‘gulung’. Ini karena gelungan biasa dipakai oleh perempuan yang merupakan rasa perempuan yang senantiasa berputar-putar.

Promo Shopee Terbaru

Boleh Mengendarai Motor Tanpa Helm

Siapa nih di antara Anda yang tidak suka menggunakan helm karena takut tatanan hairdo rusak? Nah jika kita bersanggul tekuk di Yogyakarta, kita bebas berkeliling mengendarai motor tanpa helm. Hal ini sudah menjadi peraturan tidak tertulis di sana. Polisi tidak akan menangkap pengendara motor yang bersanggul. Apalagi lengkap menggunakan kebaya dan kain batik.

Para abdi dalem Kraton Yogyakarta banyak yang melakukan hal ini. Mereka akan bersiap-siap dengan kebaya tangkepan warna hitam dan jarik khas Yogyakarta sebagai bawahan sesuai ketentuan dari rumah. Kadang kala rumahnya cukup jauh bisa lebih dari lima kilo meter. Untuk itu mereka butuh naik kendaraan seperti motor jika akan bertugas.

Jadi Anda tidak perlu heran jika banyak perempuan di Yogyakarta berseliweran mengendarai motor tanpa menggunakan helm namun tetap bersanggul.

Bagikan:

Tags

Artikel Terkait